Graduation
2012: This is Our SHOWs…
Let’s Make a Great Kicking Show…
Semula berawal dari sebuah “inspirasi” yang kita dapatkan dari
sebuah film komedi. Ketika seluruh anak-anak plus telah menyelesaikan mapel
Bahasa Inggris mereka dan sebagai reward atas kerja keras selama setahun
terakhir, kami sepakat untuk menonton sebuah film anak-anak. Setelah sekian
lama mencari film yang sesuai dan ada nilai-nilai yang bisa dipetik serta kelak
bisa menginspirasi anak-anak untuk berkarya, maka kami secara bergiliran
menonton dan membahas sebuah film yang mengisahkan tentang sebuah kelas anak SD
yang bersama dengan Bapak guru nyentriknya membuat sebuah project yakni “Rock
Band project”, yang mana mereka akan membentuk sebuah group band yang akan
tampil di ajang contest rock band melawan para rockers-rockers dewasa.
Kita bukannya ingin mengajarkan
anak-anak untuk mencintai film atau musik rock akan tetapi kami ingin mengajari
anak tuk belajar dari peristiwa atau cerita sukses orang lain. Dikisahkan dalam
band tersebut semua anak dalam satu kelas bersatu dan menyatukan segala
kecakapan mereka untuk mendukung Band tersebut. Jadi bermain band tidak hanya
bagi siswa yang mahir nge-band saja akan tetapi semua yang terlibat seperti
animasi background, tatanan busana, leadership dalam berlatih dsb. Satu hal
yang paling utama bukanlah menjadi nomer satu melainkan menghasilkan sebuah karya
yang terbaik dari apa yang bisa kita berikan. Itulah inti yang ingin kami
ajarkan.
Sebagai alternative tampilan maka, anak-anak plus kelas 3 dan
5 sepakat kerja bareng dan membuat sebuah drama situasi komedi yang ada unsur “mimpi,
inspires dan colorful” yang merupakan cerminan budaya yang ada di Sekolah
Mutiara Bunda.
The Children, The Police and The Nurses
Dari sini lahirlah sebuah drama
komedi yang diberi judul “I have a dream”.. menggambil judul lagu pop Abba
& Westlife. Sinopsisnya begini, adik-adik kelas yang tengah asyik bermain
selepas ujian dikejutkan oleh beberapa peristiwa mulai adanya terrorist yang
dengan sigap dilumpuhkan oleh kesatuan polisi nomer satu tanah air alias DENSUS
88 – (memupuk rasa nasionalisme nih ya) yang jelas-jelas memberikan inspirasi
bagi anak laki-laki. Ada pula kejadian dimana seorang yang mengalami kecelakaan
yang dengan sigap ditangani oleh team dokter dan suster –( yang ini jelas
cita-cita anak yang paling favorite). lanjut kata, untuk mencapai semua itu
maka adik-adik tersebut haruslah belajar giat untuk meraih mimpi mereka. Mereka
dibimbing oleh seorang guru yang bijak dan seorang professor. Drama sendiri ditutup
dengan alunan paduan suara para pemain sekalian.
Kami sepakat
menyatukan semua talenta kami.
Adik-adik kelas 3 yang senang bermain peran kebagian peran sebagai
pemain anak-anak yang beraneka ragam budaya, ada yang etnis indocina yang
diperankan oleh Vanya (3 Plus), anak Jawa tulen dengan logat dan dialect yang medhog (Dhiya, 3 Plus), ada juga anak
gaul dari kota besar (Inez dan Areta), anak yang mahir berbahasa Inggris (Rafi
dan Majalyn) selain itu ada juga anak yang selalu bertutur kata sesuai dengan EYD…
Ejaan yang disempurnakan…
Lain lagi dengan kakak kelas lima
yang cowok. Kebetulan mereka rajin dan giat berlatih hip-hop maka tugas dan
peran mereka tentunya tidak mudah… mengoreografi sebuah tarian hiphop dengan
thema kesatuan polisi dalam melumpuhkan penjahat. Musiknya pun selera anak
laki-laki yakni hip-hop dari soundtrack-nya Mission Impossible 1. Group ini
digawangi oleh kak Aryandaru yang dengan penuh dedikasi berlatih hampir setiap
hari.
Lain lagi dengan para dokter, jarang khan menjumpai acara
dance dengan kostum perawat atau nurse? untuk ini pun kakak-kakak kelas lima
plus yang dikomando oleh Felicia dan Jessica berlatih keras menciptakan sebuah
tarian yang feminism nan indah dengan alunan music pop.
Baru kemudian yang lain juga ikut
berperan, ada Febriana dan Dimas yang nantinya akan berdeklamasi secara singkat
tentang kisah seorang pengajar dalam membimbing anak didiknya. Setelah semua
kebagian job description- ya masing-masing, masih ada yang kurang… apa ya?... Sound
and animasi! Kalau ini kita harus salut dengan yang namanya Christophorus
Rinovan atau yang akrab dipanggil Ivan. Dia mau berkorban berkerja dibelakang
panggung menyiapkan sound-sound selama proses latihan dan membuat film animasi
pendek untuk background Police force Hip hop! Awesome Work Risto!
Learning from the process…
Sebenarnya bukan drama yang menjadi hal utama akan tetapi
proses pembuatan drama itulah yang penting. Hal ini merupakan media
pembelajaran nilai-nilai “EXTRA” bagi anak-anak kami yang mereka tidak dapatkan
dalam mata pelajaran.
Disini anak-anak belajar bagaimana merancang “planning” dan
“timeline management”. Bahkan dalam setiap latihan anak-anak belajar
menciptakan detail-detail goal yang mereka bisa raih. Semisal penguasaan materi
sudah harus 50%... mereka juga akan mengevaluasi setiap latihan yang mereka
telah lakukan.
Kinerja otak mereka akan terpacu
ketika mereka berpikir baik secara individu maupun berkelompok. Mereka juga
berusaha memecahkan problema-problema yang muncul seperti pemilihan costume dsb. Yang berkesan, mereka mau juga bersusah payah
menjadi pemain penganti sementara bagi teman-temannya yang pada hari itu (–
latihan ) tidak bisa hadir. Sehingga program latihan yang mereka rencanakan pun
jalan terus.
Untuk me-running-kan hal ini semua, pastilah dibutuhkan figure
kepemimpinan yang kuat maka disini kita juga tanamkan nilai-nilai leadership. Sebagai
TOP LEADER kemarin kami menunjuk Agieus yang mengomando seluruh jalannya
latihan. Dia dibantu oleh beberapa leader yang focus pada sub dept-dept kecil
seperti dancing, animation seperti Ivandra (Leader Drama Scene 1 + 4), Arya (Leader
Hip Hop Dance & Scene 2) dan juga Fio & Feli (leader Nurse Dance &
Scene 3). Komplex bukan?...
Nah… semua terbayarkan lunas dan
penuh kepuasan ketika kamipun mendengar tepukan tangan dan appresiasi dari
penonton…
Thank you very much…
that’s for you Mom & Dad